CESC X-ONE

Yutuk

Selasa, 01 November 2011

proposal pengjuan dana






LEMBAR PENGESAHAN


Usulan kegiatan Pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron  Kelurahan Karangwangkal ini telah diperiksa dan dinyatakan layak untuk dilaksanakan.



Purwokerto,  Maret 2010
Panitia Pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron 
Kelurahan Karangwangkal




Ketua Panitia



Riyanto Sp.d
Sekretaris



Irianto Sp.d



Mengetahui,

Kepala
Kelurahan Karangwangkal



Drs. Irawan
NIP. 19620916 199403 1 001
Ketua
LP2A Kel. Karangwangkal



H. Abu Choeron

I.           PENDAHULUAN

Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan penguasa alam, sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada uswah kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang selalu amanah dan istiqomah menegakan syariat Islam hingga yaumul akhir.
Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) adalah salah satu sarana pendidikan khususnya pendidikan Islam, di Indonesia TPA sangat berperan penting dalam ikut andilnya mencerdaskan bangsa karena melalui TPA anak pada usia dini mulai diajarkan cara membaca huruf arab atau Al Qur’an dengan metode membaca IQRO, lebih familiar lagi masyarakat biasanya lebih mengenal TPA semacam majelis taklim yang diadakan di Masjid-masjid juga Mushola.
Mushola merupakan sarana dan prasarana ibadah bagi umat manusia yang beragama islam yang secara individu memiliki hubungan vertikal kepada Allah SWT. Hubungan itu diimplementasikan dalam bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta baik secara individu maupun berjama’ah. Disisi lain manusia masih memiliki hubungan secara horizontal antar sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mushola bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai sarana mengkaji ilmu-ilmu agama islam.
Mengikuti perkembangan jaman yang sekarang sangat modern dimana alat komunikasi menjadi salah satu sarana penting dalam hidup bermasarakat, produk modern yang sangat mutahir ini menjadi unggulan dipenjuru dunia yang sangat bermanfaat bagi semua kalangan masyrakat, namun teknologi yang sangat maju juga cendrung mempermudah untuk melkukan kejahatan, seperti penipuan, pemalsuan data juga berbagai modus yang sering digunakan oleh orang yang berkepentingan buruk, seperti dikatakan orang bijak bahwa “science without religion is lime, religion without science is blink”  ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang begitu pula agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta, jadi kita harus seimbang dalam menuntut ilmu jangan sampai kita terperosok kedalam jebakan setan yang menyesatkan.
Melalui kegiatan pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron  kami bermaksud mengajak masyarakat untuk ikut andil dalam pelaksanaan baik melalui dukungan materi maupun pikiran guna mensukseskan kegiatan tersebut. Semoga do’a dan dukungan dalam rangka pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron  dinilai sebagai bentuk ibadah kita pada Allah SWT dan menjadi pahala bagi kita semua. Amin


II.        DASAR PEMIKIRAN

v  Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS. At Taubah: 122)
v  Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At Taubah: 18)
v  Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Baqarah: 195)
v  Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261)






III.     DASAR KEGIATAN
1.      Hasil Musyawarah Ta’mir dan Pengurus Masjid & Mushola Se-Kelurahan Karangwangkal tentang perlunya diadakan suatu pembangunan Mushola dan  TPA Baitul Ghufron.
2.      Penambahan sarana dan prasarana Ibadah yang lebih memadai sehingga bisa mencakup banyak Jamaah.
3.      Menjadi pusat pendidikan Islam bagi anak-anak dan remaja di Kelurahan Karangwangkal.


IV.     NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini diberi nama Panitia Pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron Kelurahan Karangwangkal.



V.        TUJUAN KEGIATAN
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah:
1.      Meningkatkan Iman dan Taqwa kita pada Allah SWT
2.      Mempererat Ukhuwah Islamiyyah Masyarakat Karangwangkal
3.      Sebagai bentuk Syiar Islam


VI.     WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Bulan               : April 2010
Tempat            : Dilingkungan Kelurahan Karangwangkal


VII.  SUSUNAN PANITIA
(Terlampir)

VIII.       ANGGARAN DANA
(Terlampir)


IX.     PENUTUP
Demikian usulan kegiatan pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron Kel. Karangwangkal  yang kami ajukan. Semoga dengan adanya kegiatan ini kita dapat meningkatkan keimanan dan Taqwa kita pada Allah SWT serta mempererat ukhuwah Islamiah.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberikan Ridho-Nya pada kita demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan ini, amin.
































Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA
PEMBANGUNAN MUSHOLA DAN TPA BAITUL GHUFRON

Pelindung               : Drs. Irawan (Kepala Kelurahan Karangwangkal)
Penanggung Jawab :
Pembina                 :
Ketua                     : 1
2.
Sekretaris               : 1.
2.
Bendahara              : 1.
2.

Seksi-seksi            
Usaha dana            :
Pembangunan        :
Konsumsi               :
Humas                    :












Lampiran 2

ANGGARAN DANA
PEMBANGUNAN MUSHOLA DAN TPA BAITUL GHUFRON




























No       : 01/PPMBG/III/2010                                             Purwokerto,  Maret 2010
Lamp   : 1 (Satu) Bendel Proposal
Hal      : PERMOHONAN BANTUAN DANA

Kepada:
Yth. Bpk/Ibu/Saudara/i………………..
Di……………………………………..
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan penguasa alam, Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada uswah kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang selalu amanah dan istiqomah menegakan syariat Islam hingga yaumul akhir.
            Sehubungan dengan akan diadakanya Pembangunan Mushola dan TPA Baitul Ghufron Kel. Karangwangkal, yang akan dilaksanakan pada bulan April 2010 maka kami mengajukan pertisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I dalam kegiatan tersebut.
Demikian surat permohonan dana dari kami. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ketua Panitia


Riyanto Sp.d
Sekretaris


Irianto Sp.d


Mengetahui,

Kepala
Kelurahan Karangwangkal



Drs. Irawan
NIP. 19620916 199403 1 001
Ketua
LP2A Kel. Karangwangkal



H. Abu Choeron

Senin, 14 Maret 2011

makalah

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Dosen Pengampu : Asep Tata Gunawan, S. KM. M. Kes

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Pengantar Kesehatan Masyarakat








Oleh :

Lina Chenliyana
NIA 005069






DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2007
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelasaikan  tugas makalah Pengantar Kesehatan Masyarakat ini dengan judul ”Penyehatan Makanan dan Minuman di Rumah Sakit Umum Banyumas”  tanpa ada suatu halangan yang berarti. Selain itu juga saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
1.    Bapak Asep Tata Gunawan, S KM. M. Kes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya hingga terselesaikannya makalah ini.
2.    Bapak dan ibu yang telah memberi dorongan moral, material dan doa yang senatiasa diberikan  kepada saya.
3.    Teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan membantu hingga terselesaikannya makalah ini tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa saya masih dalam tahap belajar dimana pengetahuan yang saya miliki belum banyak, sehingga masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Untuk itu tidak ada salahnya jika pembaca yang budiman memberi kritik dan sarannya kepada saya demi kesempurnaan tugas tersruktur ini di masa mendatang. Dan semoga tugas terstruktur ini akan bermanfaat bagi orang banyak. Demikian yang dapat saya tulis dan atas perhatiannya saya ucapkan  terima kasih.


Purwokerto,   Juni 2007

                                Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR      i
DAFTAR ISI      ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang      1
Tujuan      3
PENGELOLAAN PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
      DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS       4
PERMASALAHAN     13
PEMBAHASAN
1.    Standart Pelayanan Keperawatan    14
2.    Kepuasan pasien    18
3.    Keamanan Lingkungan    20
4.    Pengaturan suhu bayi    20
5.    Pencegahan infeksi terhadap bayi baru lahir    21
6.    Tempat Tidur Yang Aman Dan Nyaman    22
PENUTUP
Kesimpulan    23 
Saran    23 
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









A.    PENDAHULUAN



1.    Latar Belakang
    Sanitasi makanan sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu  tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti kegiatan berupa pelayanan medis yang diselenggarakan melalui pendekatan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Untuk menunjang pelayanan medis bagi pasien yang diselenggarakan rumah sakit, perlu adanya pengolahan makanan yang baik dan memenuhi syarat higiene sanitasi makanan (Djarismawati, 2004).
    Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal seperti : vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Makanan harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan pencemar serta harus higiene. Bila salah satu faktor tersebut terganggu makanan yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan. Masalah sanitasi makanan sangat penting, terutama ditempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan untuk orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayanan medis. Agar dapat menunjang kegiatan pelayanan medis diperlukan tempat pengolahan makanan yang kegiatannya berada di instalasi gizi rumah sakit. Untuk mendapatkan makanan yang bermanfaat dan tidak membahayakan bagi yang memakannya perlu adanya suatu usaha penyehatan makanan dan minuman, yaitu upaya pengendalian faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan kuman dan bertambahnya bahan aditif pada makanan dan minuman yang berasal dari proses pengolahan makanan dan minuman yang disajikan di rumah sakit agar tidak menjadi mata rantai penularan penyakit dan gangguan kesehatan (Djarismawati, 2004).
    Pelayanan makanan diberikan untuk mencapai pelayanan gizi pasien yang optimal dalam memenuhi keburtuhan gizi orang sakit, baik untuk keperluan metabolisme tubuhnya, peningkatan kesehatan ataupun untuk mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien dirawat dan berobat jalan (Wijono, 1999).
2.    Tujuan
1.    Ingin mengetahui pengelolaan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit Umum Banyumas.
2.    Ingin mengetahui permasalahan dalam pengelolaan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit Umum Banyumas.
3.    Ingin memberikan alternatif pemecahan masalah dalam pengelolaan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit Umum Banyumas.


   





















B.    PENGELOLAAN PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS



    Fungsi utama rumah sakit (RS) adalah menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit bagi pasien dan penyelenggaraan kesejahteraan bagi petugas rumah sakit tersebut.. Fungsi ini pula yang dijadikan sebagai pedoman pada keberadaan Rumah Sakit Umum Banyumas. Upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit pada pasien, salah satunya adalah dengan penyediaan makanan yang bergizi dan bersanitasi sehat. Pengelolaan makanan RS, sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan di RS mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit melalui penyelenggaraan makanan yang higienis dan sehat. Prinsip-prinsip dasar sanitasi penyelenggaraan makanan di RS pada dasarnya tidak berbeda dengan tempat-tempat penyelenggaraan makanan lain, tetapi standar kebersihan dan higiene pelayanan makanannya lebih tinggi karena rentannya pasien yang masuk RS dan ancaman penyebaran kuman pathogen yang tinggi di lingkungan RS yang memungkinkan jika sanitasinya kurang terjaga akan memudahkan kuman berpindah dari individu yang satu ke individu yang lain.
Dalam tulisan ini, penulis akan menjabarkan tentang sistem penyehatan makanan dan minuman yang telah dilakukan observasi dan wawancara terhadap kepala instalasi gizi Rumah Sakit Umum Banyumas Bpk… .Pada kesempatan ini akan dikemukakan tiga sisi pengelolaan sanitasi makanan di rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Umum Banyumas yakni para karyawan, material, 6 prinsip sanitasi, dan biaya.
Yang perlu di perhatikan pada karyawan penyehatan makanan adalah perilaku petugas dalam penyehatan makanan di RS, yang meliputi kebiasaan cuci tangan, kebersihan tangan, penggunaan pakaian pelindung, pemakaian sendal dan pembersihan peralatan masak/makan. Seperti diketahui peran dan perilaku tenaga pengolah makanan sangat berpengaruh terhadap kualitas makanan, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit.
Material yang digunakan pada instalasi gizi rumah sakit antara lain dilihat dari segi :
1.    Alat
Peralatan yang digunakan dalam pengelolaan makanan dan minuman di rumah sakit sangat diperhatikan kebersihannya. Peralatan tersebut antara lain: peralatan masak, peralatan makan, peralatan mencuci, peralatan minum, alamari tempat menyimpan peralatan, almari tempat menyimpan bahan baku makanan, rak peralatan, sejenis troli tertutup yang digunakan untuk membawa makanan ke pasien, peralatan kebersihan petugas (sandal, celemek, penutup kepala untuk petugas laki-laki, serta pakaian khusus untuk memasak), daftar menu untuk waktu pagi, waktu siang, dan waktu sore hari, daftar bahan baku memasak, gorden plastic yang digunakan untuk pengusir lalat, kulkas, frezzer, rice cooker ukuran besar, kompor, alat penimbang atau perhitungan bagi bahan makanan yang masuk serta alat untuk sirkulasi udara.
2.    Bahan bangunan
Instalasi gizi terletak di bagian timur yang terletak jauh dari kamar pasien. Instalasi gizi terletak dekat dengan perpustakaan, aula, serta bagian mutu dan pendidikan Rumah Sakit Umum Banyumas. Bentuk dapur dirancang sangat tepat dan efektif. Ruangannya terletak di bagian dalam instalasi gizi yang bertujuan untuk mencegah orang-orang selain petugas gizi masuk sembarangan. Bahan bangunan instalasi gizi terbuat dari batu bata yang berdinding tembok putih yang sangat kokoh. Sedangkan ruangan khusus dapur, dinding maupun lantainya terbuat dari keramik putih yang identik dengan kebersihan, dan sangat memperhatikan kebersihan tempat maupun makanan.
3.    Fasilitas sanitasi
Fasilitas yang mendukung sanitasi antara lain: system pencahayaan yang sehat, baik itu lampu maupun sinar matahari, ventilasi dan sirkulasi udara yang baik, alat pendingin makanan, alat untuk memasak nasi yang berukuran besar, tempat mencuci yang cukup bersih, ruangan khusus untuk dapur susu, ruangan khusus untuk gudang bahan baku makanan kering, ruang untuk kamar mandi dan toilet serta ruangan khusus untuk transaksi bahan baku makanan yang masuk dari agen. Sedangkan untuk ruangan pencatatan data pasien yang mendapatkan makanan terletak di bagian depan dapur.
Pengelolaan sanitasi oleh penjamah makanan dan minuman di rumah sakit terdiri dari :
1.    Pengawasan dan pengamanan bahan makanan
Hal yang harus diperhatikan dalam pengawasan makanan adalah :
a.    Makanan tidak mengandung racun yang membahayakan.
b.    Makanan tidak mengandung bagian yang menunjukkan kebusukan.
c.    Tidak ada pemalsuan.
d.    Cocok untuk dikonsumsi oleh manusia.
e.    Harus diolah, dipersiapkan, diawetkan, dibungkus, dan atau disimpan menurut persyaratan tertentu.
Dari segi karyawan atau petugas :
1)    Peningkatan pengetahuan para petugas
2)    Pemeriksaan dan pengawasan kesehatan petugas
3)    Bimbingan dan pengawasan perilaku sehat
4)    Bimbingan dan pengawasan pemilihan bahan makanan
Dari segi bahan dan alat :
1)    Formulir pemeriksaan dan penerimaan bahan makanan
2)    Standar kualitas bahan
3)    Alat perhitungan dan penimbangan
4)    Jadwal dan prosedur pengawasan
Dari segi cara :
1)    Pemeriksaan makanan secara fisik, biologi, dan kimia
2)    Pemeriksaan kadaluarsa
3)    Pemeriksaan sumber bahan
4)    Pemeriksaan menu


2.    Penyimpanan bahan makanan
Bahan makanan baku yang datang dari agen disimpan sesuai dengan jenis bahan baku makanan. Tetapi sebelum bahan makanan tersebut disimpan perlu di kontrol suhu, kualitas bahan, kadaluarsa bahan, pemeriksaan kualitas dan kebersihan tempat penyimpanan, kelembaban makanan, pemeriksaan alat penyimpanan bahan makanan, serta pengawasan prosedur penyimpanan bahan makanan. Bila bahan makanan kering bisa langsung dimasukkan ke dalam gudang khusus untuk penyimpanan bahan makanan kering. Bila bahan makanan basah atau lunak bisa disimpan ke dalam frezzer atau almari pendingin.
3.    Pengolahan bahan makanan
Pada tahap pengelolaan bahan makanan, yang perlu diperhatikan adalah pengawasan perilaku sehat para pekerja dan pakaian kerja, pengolahan makanan, pencucian alat serta pencucian alat dan pembersihan ruangan. System pengelolaan makanan di Rumah Sakit Banyumas dilakukan oleh petugas laki-laki dan perempuan yang menggunakan pakaian kerja, masker, penutup kepala (untuk pertugas laki-laki), sandal, celemek, kuku pendek dan bersih, mencuci tangan dengan sabun sebelum melakikan tindakan. tidak berbicara ketika memasak, tidak merokok, tidak meludah di sembarang tempat, mengeringkan tangan dengan serbet setelah mencuci serta larangan keras untuk pekerja yang menggunakan perhiasan dan tatanan rambut yang tidak rapi dalam pengelolaan makanan.
4.    Penyimpanan makanan matang
Penyimpanan makanan yang sudah matang disimpan di almari khusus untuk penyimpanan makanan matang. Selain di almari, makanan juga bisa disimpan di dalam kulkas atau alat pendingin. Tetapi tidak jarang juga makanan yang telah matang tersebut langsung dimasukkan ke dalam plato atau tempat makanan yang nantinya diberikan kepada para pasien.
5.    Pengangkutan makanan
6.    Penyajian makanan.



Pengelolaan instalasi gizi rumah sakit memberikan pelayanan gizi sebagai berikut:
1.    Menyusun kecukupan gizi pasien yang dirawat
2.    Menusun rancangan makanan pasien ruang rawat inap sesuai dengan jenis dan keadaan penyakit
3.    Menyusun standar makanan di rumah sakit
4.    Menyusun anggaran belanja makanan
5.    Menyusun menu dan pedoman menu
6.    Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi pasien rawat inap dan rawat jalan yang diberikan secara individu atau kelompok dan rujukan gizi
7.    Berperan serta dalam pembicaraan atau pertemuan mengenai perawatan pasien
8.    Bekerja sama dengan unit kerja lain di rumah sakit dalam rangka kelancaran kerja.




























PERMASALAHAN


Makanan adalah sumber satu-satunya bagi manusia. Permasalahan yang timbul dari makanan adalah diakibatkan kualitas dan kuantitas bahan pangan. Hal ini tidak dikehendaki karena orang makan, sebenarnya bermaksud mendapatkan energi agar tetap bertahan hidup, dan tidak untuk menjadi sakit karenanya. Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting (Soemirat, 2002).
Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan alergi. Terdapat 4 (empat) faktor yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit di RS melalui makanan, yakni perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, adanya media (makanan, minuman), dan resipienal
















PEMBAHASAN


Penyehatan makanan dan minuman di rumah sakit merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, perlatan, orang, dam makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan.
Makanan yang sehat dan aman merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat apalagi terhadap pasien di rumah sakit yang sangat memerlukan perhatian khusus baik dari segi kualitas makanan secara bakteriologis atau pun fisik. Dari hasil penelitian pembahasan dapat di bagi menjadi 3 bagian :
1.   Pendidikan
Hasil survei pengambilan data dari instalasi gizi RSUD Banyumas diketahui bahwa sebagian besar tenaga yang terlibat dalam pengolahan makanan di dapur mempunyai pengetahuan dan perilaku kurang tentang sanitasi makanan. Oleh karena itu upaya higiene sanitasi makanan di rumah sakit harus dilaksanakan dengan baik sebagai upaya preventif agar kualitas makanan dan minuman yang dihasilkan memenuhi syarat kesehatan.
2.   Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tenaga penjamah makanan di instalasi gizi rumah sakit dapat dikatakan cukup, karena memiliki pengetahuan yang dapat diandalkan. Penambahan pengetahuan bisa melalui kursus, pelatihan, penyegaran tentang sanitasi dan higiene perorangan, karena yang diperlukan adalah keterampilan. Untuk meningkatkan pengetahuan penjamah perlu dilakukan pelatihan, kursus dan penyegaran karena pengetahuan didapat melalui penginderaan terhadap suatu objek oleh indera rasa dan raba dan sebagian besar melalui mata dan telinga. Pengetahuan penjamah diikuti dengan pemilikan sertifikat, 60% sudah memiliki sertifikat dan 40% tidak memiliki sertifikat. Dari hasil penelitian ini penjamah makanan di instalasi rumah sakit sudah mengetahui bagaimana seharusnya seorang tenaga penjamah makanan bekerja sesuai dengan Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia 1995.


3.   Perilaku.
Perilaku manusia mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan derajat kesehatan manusia. Perilaku manusia adalah refleksi dari pada berbagai gejala kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, berfikir, sikap, motivasi, reaksi. Dari hasil observasi perilaku penjamah pada beberapa rumah sakit dapat dilihat bahwa seluruh tenaga penjamah makanan memakai penutup kepala, sandal khusus digunakan waktu memasak, celemek dan tidak merokok, kuku penjamah semua pendek, tidak berbicara saat kerja, tenaga penjamah pria berambut pendek, semua penjamah makanan mencuci tangan tanpa memakai sabun. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh penjamah makanan dan minuman, maka perlu adanya pengawasan dan pembinaan yang baik, meskipun sudah menjadi keharusan bagi tiap penjamah untuk menjaga kesehatan dan kebersihannya, tetap harus ada pengawasan untuk memastikan seorang penjamah makanan dalam keadaan sehat ketika sedang bekerja.

Standar pelayanan gizi yang baik harus memenuhi fasilitas dan peralatan yang memadai.
Kriteria:
1.    Fasilitas memberiakn ruang dan alur kerja yang efisien pada pelayanan gizi seperti:
2.    Fasilitas sesuai dengan persyaratan gedungdan peraturan yang berlaku
3.    Adanya ruang penerimaan dengan fasilitas pemeriksaan mutu dan jumlah bahan makanan yang langsung dipindahkan ke tempat penyimpanan.
4.    Lemari pendingin, gudang kering, dan freezers sesuai dengan peraturan kesehatan.
5.    Peralatan sesuai dengan standar keamanan
6.    Fasilitas yang tepat disediakan untuk persiapan diet khusus, seperti makanan bayi
7.    Tersedianya baki khusus untuk mengumpulkan dan membersihkan alat makan sehingga mengurangi kebisingan pasien
8.    Tersedianya fasilitas yang tepat untuk mencuci tangan dan higiene untuk menjaga kebersihan
9.    Tersedianya alat makan yang khusus untuk kelompok pasien tertentu seperti pasien anak-anak
10.    Tersedianya fasilitas untuk menyelenggarakan penyuluhan untuk perseorangan dan kelompok.






























PENUTUP



A.    Kesimpulan

Perhatian tenaga pengolah makanan (TPM) terhadap aspek sanitasi dan sikapnya dalam penanganan makanan merupakan hal yang sangat penting dalam berperilaku saniter. Perilaku petugas pengolah makanan di RS, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas makanan yang dikelola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tampaknya sikap petugas dalam cuci tangan relatif baik. Begitu pula dalam hal pencucian peralatan makan. Akan tetapi dalam prakteknya masih terdapat petugas yang berperilaku kurang saniter. Untuk itu perlu adanya dukungan sarana dan prasarana sanitasi, serta sistem pengawasan yang kontinyu dari pihak RS sehingga upaya penyehatan makanan dapat mendukung upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
Dalam pengolahan makanan penjamah kurang memperhatikan cara kerja yang sanitasi, terlihat bahwa seluruh tenaga penjamah makanan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan, saat mengolah makanan masih banyak penjamah yang berbicara.
Kurangnya pengawasan terhadap tenaga penjamah selama berlansungnya proses pengolahan setiap hari oleh petugas instalasi gizi rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan terhadap bakteriologis makanan diketahui bahwa kualitas makanan yang dihasilkan masih belum memenuhi syarat kesehatan karena angka kuman diatas nilai ambang batas.
Masih kurangnya pembinaan baik melalui kursus, pelatihan tentang higiene sanitasi makanan bagi penjamah makanan.
B.    Saran

1.    Tingkatkan pengetahuan tenaga penjamah makanan tentang sanitasi makanan dan higiene perorangan melalui kursus maupun penyuluhan.
2.    Tingkatkan pengawasan terhadap perilaku penjamah dengan cara memasang poster yang berisi peringatan tentang perilaku yang harus dihindari saat kerja / melakukan pengolahan makanan.
3.    Lakukan pemeriksaan rutin terhadap kualitas makanan, tenaga penjamah dan alat.





































DAFTAR PUSTAKA


Djarismawati, et., al.2004. Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitasi Pengolahan Makanan Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit di Jakarta. http://www.google.co.id/search?hl=id&q=penyehatan+makanan+dan+minuman+di+rumah+sakit&meta=. Diakses 12 Juni 2007.
Musadad, Anwar.1995. Perilaku Petugas dalam Pengelolaan Makanan di Rumah Sakit.http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14PerilakuPetugas100.pdf/14PerilakuPetugas100.html. Diakses 12 Juni 2007.
Soemirat, Juli S. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wijono, Djoko. 1999. Management Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

Sabtu, 26 Februari 2011


Jika menyinggung istilah tentang manajemen pemasaran, maka kita akan selalu menyinggung empat faktor utama yang sangat  mempengaruhi jalannya suatu manajemen marketing. Ke-empat faktor tersebut diantaranya adalah harga, daerah pemasaran, kegiatan promosi atau pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan, dan faktor utama yang paling penting yaitu produk itu sendiri. Agar dapat terjadi penjualan yang optimal, maka diperlukan tata kelola manajemen pemasaran yang tepat pula. Untuk produk sendiri dibedakan atas dua hal yang mendasar, yaitu produk real yang siap dipasarkan seperti produksi mobil, handphone, makanan, minuman dan sebagainya. Kemudian jenis produk ke dua adalah berupa produk jasa, sebagai contoh dari produk jasa ini adalah produk pelayanan komunikasi, jasa perawatan badan seperti spa, dan masih banyak lagi.
Ulasan Mengenai Produk
Kemudian suatu produk jika ditinjau dari sudut pandang konsep yang dikemas, maka kiat akan mengenal produk dengan kategori produk dengan kualitas tinggi, produk jenis ini juga dapat dibilang dengan istilah produk yang memiliki klasifikasi fitur dengan disain unik, dan biasanya ditujukan untuk kalangan atas, sehingga wajar jika produk dengan konsep seperti ini dibandrol dengan harga diatas rata-rata dan biasanya manajemen pemasaran ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. Jika kita membandingkan produksi mobil dari Jepang dengan produksi Eropa, maka akan terlihat jelas dari segi kualiats, sehingga hal ini menyebabkan adanya margin dari segi harga. Ada juga produk yang ditinjau dari sudut pandang konsep dimana dapat dikategorikan ke dalam kategori ‘me too’. Produk me too ini dapat didefinisikan sebagai produk yang  menggunakan disain dari produk yang terlebih dahulu ada dipasaran dengan merek yang berbeda. Dengan kata lain produk me too dapat dikatakan sebagai produk jiplakan dari produk pendahulunya dengan disain yang agak beda sedikit. Sebagai contoh, produk minuman mineral ‘Aquades’ merupakan produk me too dari produk ‘Aqua’. Suatu perusahaan jika memproduksi produk me too, maka akan diperlukan usaha yang agak keras dalam pengelolaan manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran untuk produk me too harus dilakukan dengan cermat agar produk me too dapat bersaing dengan produk dengan produk pendahulunya.
Kegiatan Promosi
Ketika suatu produk telah dilepas di pasaran maka tujuan utama pemasaran agar terjadinya penjualan adalah dengan adanya konsumen. Untuk merangkul konsumen agar mendukung terjadinya penjualan maka diperlukan juga manajemen pemasaran yang terorganisasi dengan baik. Salah satu manajemen pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Promosi sendiri dapat didefinisikan sebagai daya upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untukmengenalkan produk kepada konsumen dengan tujuan utama untuk  membujuk konsumen agar mendukung terjadinya transaksi penjualan. Dalam melakukan suatu promosi diperlukan strategi pemasaran yang optimal agar didapatkan hasil yang maksimal pula.
Dalam melakukan kegiatan promosi yang saat ini sedang ng-trend digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah dengan malakukan kombinasi teknik promosi yang terdiri atas penjualan yang dilakukan secara pribadi atau sering lebih dikenal dengan istilah ‘personal selling’, promosi yang dilakukan dengan cara melalui iklan yang dapat dilakukan baik dengan media elektronik da media cetak, promosi dengan jalan publikasi yang biasanya dilakukan pada event-event tertentu yang biasanya bersifat dapat mengkumpulkan masa yang besar, dan terakhir adalah promosi dengan cara door to door dimana hal ini lebih dikenal dengan istilah ‘sales promotion’.
Perencanaan Distribusi yang Tepat
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam merancang manajemen pemasaran adalah tak lain adalah dengan mempertimbangkan daerah atau place tempat produk yang akan dipasarkan. Dengan menimbang dan menganalisis tempat pemasaran, maka akan sangat membantu untuk menentukan strategi apa yang dipakai dalam proses pendistribusian. Dengan menggunakan distribusi yang benar, maka akan sangat membantu dalam menghemat biaya transportasi distribusi, sehingga akan sangat mempengaruhi keuntungan atau laba yang akan diperoleh oleh perushaan. Pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan distribusi agar dapat dilakukan dengan efisien. Ketiga faktor penting tersebut adalah distribusi yang sifatnya intensif, kemudian distribusi yang menggunakan metode eksklusif, serta terakhit type distribusi dengan menggunakan konsep selektif.
Distribusi dengan metode eksklusif, adalah distribusi yang sangat mementingkan gensi, kualitas dan prestisius. Biasanya type distribusi ini digunakan untuk manajemen pemasaran bagi perusahaan yang memang memiliki merek dagang yang cukup berkualitas tinggi. Sebagai contoh adalah distribusi yang hanya dilakukan untuk memilih outlet pemasaran yang hanya berada ditempat-tempat yang terpilih, tempat-tempat tersebut biasanya terletak di kawasan elite yang ramai dikunjungi oleh konsumen. Tempat-tempat yang dimaksud dapat berupa gerai took yang berada di mall, plaza, dan tempat elit lainnya. Pemilihan tempat-tempat terpilih ini guna mempertimbangkan untuk menjaga agar produk yang dipasarkan terkesan berkualiat tinggi dan memiliki prestisius yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Umumnya jika menggunakan metode ini, penjualan yang dihasilkan tidak bisa dicapai dengan hasil yang besar jika dinilai dari satu per satu tidak secara keseluruhan. Namun tetap menghasilkan keuntungan yang amat tinggi, karena harga produk yang ditawarkan memiliki manajemen dengan harga yang relatif tinggi dan stabil.
Kemudian type distribusi yang ke-dua adalah distribusi dengan menggunkan konsep selektif. Konsep distribusi ini hamper mirip jika dibandingkan dengan konsep distribusi dengan menggunakan konsep distribusi eksklusif. Namun cakupan dari distribusi selektif biasanya memiliki menajemen pemasaran yang lebih luas jika dibandingkan dengan distribusi dengan type eksklusif. Sebagai contoh untuk distribusi selektif adalah produk yang hanyak dipasarkan di tempat yang sudah terpilih, seperti indomart, alfamart, carefour, maka produk ini biasanya tidak dapat ditemukan di pasar tradisional. Konsep produksi ini biasanya banyak memilki kelemahannya jika dibandingkan dengan type distribusi lainnya. Namun poin positif yang akan didapatkan dengan mengadopsi distribusi selektif adalah terbantunya dalam mengontro harga, sehingga suatu produk akan berharga sekian rupiah dimanapun daerah produk itu dipasarkan selama pemasarannya berada pada outlet-outlet yang telah terpilih.
Terakhir adalah metode distribusi yang bersifat intensif, type distribusi ini biasanya akan memiliki pasar yang paling luas jika dibandingkan dengan metode distibusi lainnya baik distribusi dengan konsep eksklusif maupun distribusi dengan menggunakan metode selektif. Karena manajemen pemasaran produk akan meliputi pasar yang tidak pandang bulu, baik itu pasar tradisional, pasar menengah, pasar modern, atau bahkan pasar elelite yang hanya dapat terjangkau oleh kalangan tertentu. Kelemahan dari distribusi ini adalah tidak dapat mengontrol harga untuk dijadikan secara homogen. Misal untuk suatu produk yang sama namun karena dipasarkan pada dua tempat yang memiliki kualitas margin yang besar, maka harganya-pun juga akan berbeda.
Penetapan Harga atau Price
Penenetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat strategis untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan. Jika menyinggung dengan harga dari suatu produk, maka biasanya akan sebanding dan sejalan dengan kualitas dari produk itu sendiri. Secara umum, biasanya jika harga suatu barang tinggi, maka hal itu disebabkan karena kualitas yang dimiliki dari suatu produk itu juga tinggi pula.Namun terkadang hal itu tidak berlaku jika konsumen jeli dalam memilih barang. Karena terkadang harga dari suatu barang mahal disebabkan oleh merek dari barang itu sendiri yang memang sudah diakui dipasaran.
Tidak semua orang atau konsumen memiliki argumen bahwa semakin bagus suatu produk maka akan memiliki harga yang tinggi. Beberapa konsumen menyakini bahwa harga murah bukan berarti kualitas rendah. Hal ini tentunya adalah sebuah peluang bagi suatu perusahaan yang baru dalam membidik segmen pasar tertentu. Dengan memanfaatkan argument tersebut, maka dengan pengelolaan manajemen pemasaran yang tepat sasaran, maka tidak menutup kemungkinan produk yang ditawarkan mampu bersaing di pasar.
Harga yang tinggi identik dengan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Pernyataan ini memang layak untuk dibenarkan. Namun penetapan harga yang murah juga identik dengan keuntungan yang besar juga suatu pernyataan yang dapat dibenarkan. Sebagai contoh produk jasa dibidang telekomunikasi yang saat ini berlomba-lomba untuk menawarkan produk jasa yang dimiliki dengan kecenderungan bersaing dengan harga yang rendah. Contoh real operator CDMA menawarkann harga yang relatif murah dibandingkan dengan GSM. Dan GSM menawarkan produk jasa dengan harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan operator CDMA tapi dengan kualitas pelayanan jaringan yang lebih baik. Denga kata lain, dalam memilih manajemen pemasaran harus disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Kemudian dengan mampu menganalisis dan melihat kelebihan dari suatu produk, maka akan sangat membantu dalam menentukan manajemen pemasaran yang tepat terutama dari segi harga.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan yang dapat membantu untuk menentukan harga dari suatu produk dengan tepat agar dapat bersaing dipasaran dan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan:
  1. Sebaiknya menetapkan harga berdasarkan dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis biaya produksi suatu produk dapat meliputi; biaya pokok, biaya overhead dan biaya penunjang lainya. Dengan menganalisis biaya produksi dalam menentukan harga suatu produk, maka akan membatu perusahaan untuk terhindar dari jurang kerugian.
  2. Menetapkan harga berdasarkan permintaan. Oleh karena itu sebelum menetapkan harga dari suatu produk ada baiknya perusahaan terlebih dahulu untuk melakukan riset seberapa besar tingkatan permintaan pasar terhadap produk yang akan dipasarkan. Manajemen pemasaran dalam hal ini akan memilki peran penting dalam menganalisis kebijakan ini. Semakin besar tinggi pertmintaan dari suatu produk, maka akan semakin tinggi kecenderungan harga yang akan dimiliki dari produk itu sendiri.
  3. Menetapkan harga dari suatu produk dengan melihat harga persaingan yang ada di pasaran. Jika memungkinkan maka kenapa tidak membandrol harga dari suatu produk dibawah harga persaingan yang ada di market. Hal ini akan sangat membantu penjualan produk tersebut di pasar agar diburu oleh konsumen. Selain itu penetapan harga dari suatu produk juga dapat dilakukan dengan memasang dengan harga cantik. Misal jika keputusan perusahaan berniat menjual produk dengan harga dua ratus ribu rupiah, maka tidak ada salahnya dalam pemasarannya produk tersebut dijual dengan harga Rp 195.000,00. Percaya atau tidak permainan angka ini sangat mempengaruhi penjualan suatu produk untuk jangkan panjang dan dalam jumlah besar.

Rabu, 12 Januari 2011

DOKTER KECIL

Dokter Kecil

23 November 2010
oleh DELTA FORCE
DOKTER KECIL
Dokter kecil adalah peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah. Peserta didik yang dapat menjadi dokter kecil harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  • Berprestasi di kelas,
  • Berwatak pemimpin,
  • Bertanggung jawab,
  • Bersih,
  • Berperilaku sehat serta
  • Telah mendapatkan pelatihan dari petugas puskesmas/tim pembina UKS.
Kegiatan yang dilakukan oleh dokter kecil di antaranya adalah sebagai berikut :
  1. A. Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya pendidikan kesehatan yang di berikan kepada peserta didik di sekolah dan di rumah. Melalui peningkatan kebersihatn dan kesehatan pribadi di harapkan peserta didik dapat meningkatkan derajat kesehatannya menjadi lebih baik.
  1. Tujuan pendidikan kebersihan pribadi
-          Meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai masalah kebersihan dan hubungannya dengan kesehatan perseorangan,  kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.
-          Mengubah sikap mental peserta didik ke arah positif yang akan mendorong mereka agar secara sadar mencintai kebersihan, berbuat dan berperilaku sesuai dengan prinsip hidup bersih dan sehta dalam kehidupan sehari-hari.
-          Meningkatkan keterampilan peserta didik yang akan memungkinkan mereka memiliki kemampuan untuk hidup bersih, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentingan keluarga dan lingkungannya.
Dalam usaha peningkatan kesehatan, masalah kebiasaan hidup bersih, menyenangi kebersihan dan keserasian harus di tanamkan sejak dini, yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar, bahkan sejak taman kanak-kanak.
Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan adanya aturan bersuci, makan dan minum serta adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit. Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri sebenarnya bukanlah hal yang mudah namun bukan pula hal yang terlalu sulit untuk dilaksanakan.
  1. Memelihara kesehatan pribadi
Upaya memelihara kebersihan pribadi peserta didik tidak terlepas dari upaya pendidikan secara keseluruhan dan pendidikan kesehatan pada khususnya, karena menjaga kebesihan pribadi secara optimal, tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya penanaman sikap hidup bersih dan contoh teladan dari orang tua dan masyarakat sekitarnya. Pendidikan kesehatan adalah salah satu upaya pendidikan yang diberikan di sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Adapun yang diharapkan dari kebersihan pribadi adalah agar peserta didik mengetahui akan manfaat dan pentingnya kebersihan pribadi dan mampu menerapkan perawatan kebersihan pribadi dalam upaya  peningkatan kesehatan pribadi.
“Kebersihan pangkal Kesehatan”. Slogan tersebut tidak dapat lagi kita pungkiri kebenarannya, oleh sebab itu hendaknya setiap orang selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan pribadinya, antara lain dengan cara :
  1. Membiasakan hidup bersih dan sehat
Kebiasaan yang baik atau buruk, biasanya terjadi tanpa disadari oleh yang memiliki kebiasaan tersebut. Hal ini di sebabkan karena kebiasaan adalah merupakan hal yang terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga kebiasaan tersebut seolah-olah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari orang-orang yang memilikinya.
Contoh kebiasaan negatif adalah (buruk), misalnya meludah atau membuang sampah sembarangan, menggigit – gigit jari  atau benda dan mengedip-ngedipkan mata. Sedangkan contoh kebiasaan yang positif (baik) misalnya teliti dalam memilih sesuatu, selalu tepat pada waktunya (tidur, bangun pagi, berangkat sekolah atau berolahraga) dan melakukan aktivitas jasmani secara teratur.  Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sangat sukar untuk diubah.
Mengingat peranan kebiasaan dalam kehidupan itu sangat besar, maka upaya untuk menanamkan sikap hidup bersih dan sehat itu sendiri mungin merupakan salah satu upaya pendidikan yang harus di laksanakan, baik di sekolahnya maupun di luar sekolah termasuk rumah tangga.
  1. Upaya mencegah penyakit
Sebagian besar penyakit telah diketahui penyebabnya, cara pencegahannya, penularan, perawatan bagi penderitanya, dan pengobatannya. Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan dan memperpanjang hidup berjuta-juta manusia di dunia. Namun, keberhasilan tersebut tidak selalu dapat dicapai dengan mudah. Menderita atau mengidap suatu penyakit selalu identik dengan penderitaan dan sumber kerugian baik berupa waktu, uang maupun harta benda. Bahkan untuk orang yang lalai, penyakit yang sebenarnya dapat di hindari iti ternyata tanpa di sadari sudah terlanjur menjangkitinya. Akibat dari kelalaian itu, ia harus membayar mahal, bahkan mungkin dengan nyawanya sendiri.
Mencegah selalu lebih baik dan murah daripada mengobati. Oleh karena itu penting sekali mengusahakan agar setiap orang dapat berbuat dan melakukan usaha pencegahan, antara lain sebagai berikut :
  • Memelihara dan meningkatkan kebersihan, serta menjauhkan diri dari sumber penyakit sehingga terhindar dari penularan.
  • Memerikasa kesehatan diri pribadi secara teratur dalam jangka waktu tertentu, sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, misalnya dengan jalan pengebalan (vaksinasi/imunisasi) dan selalu makan makanan yang bergizi sesuai dengan kebutuhan.
  • Meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani dengan cara berolahraga atau latihan fisik, berekreasi dan beristirahat secukupnya.
Langkah-langkah pencegahan diatas, di samping jauh lebih baik dari pada mengobati, juga jauh lebih murah, bahkan ada yang dapat dilakukan tanpa memerlukan biaya sama sekali, misalnya jogging atau lari pagi, dalam rangka meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani.
  1. Memelihara kesehatan pribadi
Peliharalah selalu kesehatan pribadi dengan sebaik-baiknya agar tubuh tetap sehat, mulai dari pemeliharaan kesehatan kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut dan gigi serta pakaian.

-          Menjaga kesehatan kulit
Kulit memiliki peranan penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan tubuh agar tetap sehat. Oleh sebab itu, kesehatan kulit harus selalu terjaga dengan baik. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf, serta mengembalikan kesegaran tubuh.
-          Memelihara kebersihan kuku
Kuku yang kotor dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik kuku jari tangan maupun jari kaki harus selalu di pelihara kebersihannya.
Ciri-ciri kuku yang sehat :
  • Kuku tumbuh dengan baik
  • Kuat
  • Bersih
  • Halus

-          Memelihara kebersihan rambut
Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Pencucian rambut
  • Pemangkasan dan penyisiran rambut
-          Memelihara kesehatan mata
Mata sebaiknya di bersihkan setiap hari. Karena kita selalu membutuhkan kesehatan mata untuk membaca di sekolah. Jika mata kita sakit, maka kita tidak bisa menikmati hidup dan tidak bisa bersekolah dengan baik. Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, sapu tangan atau kain yang kotor atau kepunyaan orang lain. Sebaiknya bila sedang membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak antara mata dan objek yang di baca tidak kurang dari 30 cm. Di samping itu biasakan makan makanan yang banyak mengandung vitamin A.
-          Memakai pakaian yang bersih dan serasi
Kugunaan pakaian adalah untuk melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar dan juga untuk membantu mengatur suhu tubuh. Disamping itu dapat pula mencegah bibit penyakit masuk kedalam tubuh misalnya cacing. Pakailah pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh. Pakaian hendaknya di ganti setiap habis mandi dan bila kotor atau basah karena keringat atau kena air hujan.
  1. B. Mengenali penyakit secara awal dan melakukan pengobatan secara sederhana
Seorang dokter kecil harus memiliki kemampuan untuk memahami jenis penyakit. Paling tidak gejala-gejala yang timbul akibat penyakit tersebut. Contohnya :
-          Diare
Diare adalah suatu gangguan perut yang sering dialami seseorang. Diare bisa timbul karena berbagai bentuk seperti memakan makanan yang bercampur dan tidak seimbang, makanan yang merangsang seperti acar, lotis atau sambal, atau dapat juga dikarenakan alergi suatu makanan dan minuman. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena diare adalah :
  • Buang air yang terus menerus
  • Perut yang merasa mulas
  • Kurangnya cairan dalam tubuh seperti dehidrasi
-          Jerawat
Jerawat adalah gangguan kulit yang di tandai dengan tumbuhnya bintil-bintil kecil akibat tersumbatnya pori-pori kulit, yang sering membuat frustasi bagi para remaja. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang di timbulkan oleh jerawat adalah :
  • Adanya komedo yang berwarna hitam maupun putih pada wajah
  • Berjerawat
  • Kista
Cara merawatnya adalah jangan menggaruk atau memencet jerawat karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit dan dapat menimbulkan bekas jerawat. Sebagian besar jerawat akan hilang dengan sendirinya. Cara yang paling praktis adalah dengan membersihkan wajah setiap hari dengan menggunakan sabun tetapi jangan menggunakan sabun cuci atau deterjen karena dapat membuat kulit panas dan akhirnya rusak.
-          Penyakit gondok (kekurangan iodium)
Kekuarangan iodium dapat mengakibatkan membesarnya kelenjar gondok, sehingga penyakit yang timbul akibat kekuarangan iodium disebut penyakit gondok. Penyakit ini dapat terjadi pada segala umur. Bahkan seorang ibu yang menderita penyakit gondok akan melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan iodium. Jika tidak di obati, pada usia 1 tahun akan terjadi pembesaran padda kelenjar gondoknya. Gejala dan tanda-tandanya adalah :
  • Pembesaran kelenjar gondok
  • Kekurangan iodium
  • Kesehatan tubuh menurun
Pencegahan dengan pemberian iodium dalam bentuk garam yang di campur makanan sehingga mudah untuk mencerna atau penderita akan dengan mudah untuk mengkonsumsi.
-
  1. C. Memeriksa ketajaman penglihatan
Memeriksa ketajaman penglihatan mata yang di maksud adalah sejelas apakah seseorang melihat suatu benda. Cara pemerikasaan ini adalah dengan menggunakan kartu Snellen. Seseorang membaca huruf yang kian lama semakin kecil. Memiliki penglihatan (6/6) m berarti pada orang normal juga dapat melihat dengan jarak 6 meter.

Kartu Snellen
  1. D. Memeriksa kebersihan gigi dan mulut
Biasanya dengan membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya tertinggal di antara gigi atau pada gusi gigi. Antara gigi serta gusi ini harus lebih di perhatikan kebersihannya. Untuk membersihkan celah-celah antara gigi yang baik adalah dengan menggunakan benang gigi, setelah itu baru menyikat gigi.
Pada waktu menyikat atau menggosok gigi harus diingat bahwa arah penyikatan yang baik adalah dari gusi ke permukaan gigi, sehingga selain membersihkan gigi juga dapat melakukan pengurutan terhadap gusi. Karakteristik sikat gigi yang baik adalah yang bulu sikatnya tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak, permukaan bulu sikat gigi rata, kepala sikat gigi kecil dan tangkai sikat gigi lurus.